Berita Terbaru

header ads

Pesan imam Abu Hanifah jangan malas

Image source: www.designdakwah.com


Suatu ketika, saat hari menjelang sore, imam Abu Hanifah berjalan-jalan di penjuru Kota Baghdad. Saat melewati sebuah rumah sederhana, beliau mendengar rintihan seorang laki-laki yang diiringi tangisan tersedu.

" oh... Alangkah Malang nasibku ini. Pagi aku belum makan sesuap nasi pun, sehingga tubuhku menjadi lemas. Adakah orang yang mau memberiku walau hanya sesuap nasi?"

Mendengar rintihan itu, imam Abu Hanifah melemparkan sekantong uang disertai selembar kertas berisi nasihat beliau kepada lelaki itu. Imam Abu Hanifah melemparkannya melalui jendela rumah itu yang terbuka.
Lelaki itu terkejut, ada sebuah kantong berada di hadapannya yang entah dari mana datangnya. Ia segera membuka kantong itu. Ternyata isinya uang. Laki-laki itu sangat senang. Di dalamnya ada juga selembar kertas bertuliskan, "hai kawan, sungguh tidak wajar kamu mengeluh seperti itu. Kamu tidak perlu mengeluh dengan nasib mu. Kemurahan Allah Subhanahu Wa Ta'ala., dan jangan berhenti memohon kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan berputus asa Hai kawan! Berusahalah terus."

Esok harinya, imam Abu Hanifah kembali melewati rumah itu. Mendengar keluhan dari suara orang yang sama.

" ya Tuhanku, berikanlah aku sekantong uang seperti kemarin agar hidupku senang. Sungguh, jika tidak diberi, sengsaralah hidupku ini."

Imam Abu Hanifah kembali melemparkan sekantong uang dan selembar kertas berisi tulisan nasihat. Lelaki itu girang mendapatkan sekantong uang lagi. Ia segera membuka kantong itu dan membaca isi suratnya. Surat itu bertuliskan sebagai berikut;
" hai kawan, bukan demikian cara memohon. Bukan begitu cara berikhtiar. Perbuatan demikian adalah bermalas-malasan dan berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sungguh, allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak suka kepada orang yang pemalas dan putus asa. Kau jangan demikian. Hendaklah engkau giat bekerja dan berusaha. Oleh karena, kesenangan itu tidak bisa datang sendiri tanpa diusahakan.

Orang hidup tidak boleh Hanya berdiam diri tanpa berusaha. Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan mengabulkan doa orang yang malas bekerja. Subhanahu Wa Ta'ala juga tidak akan mengabulkan doa orang yang berputus asa. Oleh karena itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah semaksimal mungkin dengan bekal pertolongan allah Subhanahu Wa Ta'ala. Insya Allah kamu akan mendapat rezeki selama kamu tidak berhenti berusaha dan berputus asa. Nah carilah pekerjaan, saya berdoa semoga engkau sukses."

Setelah membaca surat itu, lelaki itu termenung. Dia memikirkan dalam dalam makna surat itu. ia menyadari kekeliruannya. Selama ini ia hanya bermalas-malasan. Ia bertekad untuk giat Bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kisah di atas memberikan pelajaran berharga bagi kita Jangan membuang-buang waktu untuk bermalas-malasan. Hanya menunggu pemberian orang dan mengharap nasib baik akan datang tanpa berikhtiar. Itu adalah perbuatan tercela. Tidak pantas bagi seorang muslim bersikap seperti itu.

Pergunakanlah waktu yang dimiliki untuk berjuang mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Jangan buang-buang Waktu yang dimiliki dengan melakukan hal-hal yang tidak berguna. Seperti bermalas-malasan, ngobrol ngalor ngidul, harga Kongkow di cafe dan Mall.

Salah satu hal yang membedakan orang sukses dengan pecundang adalah dalam hal menghargai dan memanfaatkan waktu. Ketika para pecundang sedang duduk ongkang-ongkang kaki dan bermalas-malasan, orang-orang sukses 'tabur benih' serta bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas. Itulah sebabnya, ketika orang-orang sukses menuai 'hasil panen', para pecundang hanya gigit jari, bahkan merasa iri dan menyalahkan Tuhan atas kesusahan yang mereka alami.

dikutip dari buku 5 langkah jitu menjadi magnet rezeki karya Muhammad Syafi'ie el- Bantanie

Posting Komentar

0 Komentar