Jamur tiram atau jamur tiram putih adalah jamur pangan dengan tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem.
Tubuh buah memiliki batang yang berada di pinggir dan bentuknya seperti tiram, sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial pleurotus ostereatus. Jamur tiram masih satu kerabat dengan pleurotus eryngil atau King Oyster mushroom.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang.
Pada masyarakat Jepang dan Cina, menu makanan yang terbuat dari jamur sudah menjadi menu yang turun-temurun, karena mengetahui khasiatnya yang sangat baik bagi tubuh. Di Indonesia konsumsi jamur tiram dari tahun ketahun diketahui semakin meningkat, seiring dengan kebutuhan masyarakat akan produk pangan yang sehat dan terjangkau.
Menurut Simon Rimmer, seorang chef dari Inggris, jamur yang lezat memiliki nilai gizi yang besar. Dan bila mencampurkan jamur ke dalam masakan akan menambah rasa yang istimewa. Selain rasanya yang lezat, jamur juga mengandung gizi yang baik. Rendah lemak tapi penuh vitamin, mineral, dan antioksidan.
Jamur tiram berkhasiat menurunkan kolesterol. Pada jamur tiram produk ini disebut sebagai plovastin yang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol. Komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia.
Jamur tiram juga baik untuk pencernaan dan diet rendah kalori. Salah satu hal yang istimewa dari jamur tiram adalah 72% lemak adalah asam lemak tidak jenuh, sehingga aman dikonsumsi Baik yang menderita kelebihan kolesterol maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. Sebanyak 28% asam lemak jenuh Serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak
1 Komentar
p
BalasHapus