Berita Terbaru

header ads

100% ikhtiar dan 100% tawakal versi Aa Gym



Abdullah Gymnastiar atau yang lebih populer dengan sebutan Aa Gym, merupakan seorang penceramah terkenal dan pengelola bisnis berlabel manajemen Qolbu. Beberapa konsep ceramah dan kepemimpinan beliau antara lain adalah konsep tidak menuntut orang lain namun mulai dari diri sendiri, konsep pengembangan diri untuk menjadi manfaat terbaik, konsep Swasembada agar Berdikari, dan konsep Training Center tidak membuka cabang darut tauhid agar tidak menjadi pesaing namun pendukung institusi lain dalam konsep kebersamaan.
Konsep Utama dari semua materi ceramah nya adalah konsep Indahnya hidup dengan kebeningan hati yang dikemas dengan format manajemen Qolbu. Menurut Aa Gym, kalau hati kita bersih maka kita tidak akan sibuk berpikir licik dan dengki yang akan menguras waktu dan energi kita untuk produktif. Jangan mempersulit diri. Jika kita tidak habiskan waktu untuk memikirkan kejelekan orang lain atau memenuhi hati dengan amarah, dia akan masuk dengan mudah dan akses ilmu akan meluas, sehingga kita mampu melahirkan gagasan Cemerlang. Jadi orang yang bening hati itu punya kemampuan berpikir lebih cepat daripada orang yang kotor hatinya.
Karena itu,Aa Gym menganjurkan kita untuk menjaga hati, asep yang paling berharga, agar menjadi bersih dan bening. Beberapa jalan untuk menjaga hati diantaranya adalah dengan menata keikhlasan, bersyukur, menjadi Insan penyabar, menjaga pandangan, melatih pola hidup bersih, memaksa diri taat, dan menyikapi setiap ujian dengan cara yang benar. 
Sedikitnya ada 4 penyakit hati menurut Aa Gym, yaitu dengki, pamer, marah dan dendam. Foto pedang kita kan terus berputar mewakilkan cara-cara untuk memperburuk Citra orang lain. Itu kontra produktif dan mengakibatkan kerugian bagi dirinya sendiri. Menurut Aa Gym, obatnya ada dua. Pertama yakin bahwa rezeki diberikan oleh Allah. Untuk mengakui kesuksesan orang lain dan memujinya dengan ikhlas.

100% ikhtiar 100% tawakal

Aa Gym berpendapat bahwa setiap orang diberikan potensi oleh Allah dan harus dimaksimalkan untuk mempersembahkan yang terbaik. Dua potensi yang dipahaminya adalah potensi dzikir dan potensi fikir. Zikir menjadi pondasi kemuliaan akhlak, membuat orang ikhlas, tawadhu' dan optimis dalam hidup. Potensi fikir berupa akal untuk mengelola dan mengolah alam mengembangkan karya nyata yang bermanfaat bagi kehidupan. Menurut Aa Gym, integrasi dari potensi zikir dan potensi pikir diaktualisasikan dengan kerja keras. Sibuknya ikhtiar Jangan mengurangi tawakal. Sebaliknya tawakal jangan melemahkan ikhtiar. Akal pikiran 100% berikhtiar dan hati 100% bertawakal.
Kerja keras itu diaplikasikannya terhadap manajemen lembaga yang didirikannya. Kerja keras manajemen Daarut Tauhiid dimaksudkan untuk menjadi percontohan lembaga Mandiri yang tidak tergantung pada sumbangan Tetapi malah bisa menyantuni. Lambat laun, ikhtiar nya membangun pondok pesantren virtual Daarut Tauhid sejak pengajian pertama pada tahun 1989 telah memberi dampak besar bagi umat. Virtual ditambahkan karena Lembaga ini memang berbeda dengan pesantren lainnya yang lazimnya kita ketahui.
Di lingkungan bengkel akhlak yang terletak di Jalan Geger Kalong girang itu, banyak menemukan unit-unit usaha dengan aset dalam hitungan miliar sebagai sarana dakwahnya. Misalnya lembaga keuangan Baitul maal wat tamwil, koperasi yang terdiri dari minimarket, toko buku dan busana, gedung Sekretariat pimpinan, gedung yayasan, lembaga pendidikan pengembangan ekonomi syariah, PT MQS,MQTV, MQFM, pusat pelatihan manajemen Qolbu, menara lompat tebing, biro perjalanan haji, cafe, cottage, dan penginapan, selain Masjid Daarut Tauhid, beberapa aula, beberapa asrama, biro konsultasi, pusat kesehatan terpadu dan kantor Dompet Peduli Ummat.
Walaupun kharismanya begitu kuat, dia tidak ingin kepada santri bergantung kepadanya. Ia mengharapkan mereka mengembangkan potensi masing-masing dan bersinergi menjadi tim yang tangguh sehingga melampaui dirinya. Bukannya menjadi agen agen baru. Hasilnya, regenerasi pemimpinan yang dilakukannya bisa berjalan sehingga pada tahun 2001 ia mengundurkan diri dari manajemen Daarut Tauhid. Dengan hanya menjadi pembina Yayasan Daarut Tauhid, ini mantan pengemudi angkot jurusan Cibeber Cimahi ini lebih banyak mengurusi MQ Corporation. Salah satu tujuannya dalam Mendirikan perusahaan pribadi ini adalah untuk membuktikan bahwa berbisnis berlandaskan moral bisa dikembangkan secara profesional.
Bisnisnya itu juga menjadi sumber rezeki yang halal untuk keluarga dan biaya dakwahnya tanpa menjadi beban bagi umat. Bisnis itu ibadah dan Jihad, katanya, jika niat dan cara yang benar. Jadi orang kaya yang melimpah rezekinya serta halal dan berkah. Mudah-mudahan menjadi contoh bagi orang yang mukanya dengan tetap taat. Disamping itu, juga diharapkan bisa sedikit memberi contoh Bagaimana memanfaatkan kekayaan. Dalam mengembangkan usaha yang halal memang dimulai dari hal kecil dan sejak kecil.
Ketika masih SMP, Aa Gym pernah jualan minuman, dan usaha kredit kaos kepada teman-temannya di SMA. Tukang dagang, begitu teman-teman kuliahnya mengenalnya. Ada-ada saja kreativitasnya, mulai dari membuat keset dari kain perca sampai menjual baterai dan film kamera ketika ada wisuda. Setelah menikah, setiap pagi memikul kardus berisi buku buku agama untuk dijual di masjid. Usaha untuk menafkahi keluarga ini berkembang menjadi super minimarket yang kini diserahkan kepada koperasi Daarut Tauhid. Begitu pula percetakan dan penerbitan bukunya saat ini dimulai dari membuat kerajinan, plang nama, serta sablon. Menjadi Tukang Bakso yang pernah dilakoninya.

Bagaimana sikap Aa Gym terhadap kegagalan?

Emangnya dai karismatik ini pernah gagal? Tentang kegagalan dalam usaha, iapun menyikapinya dengan ciri khasnya melalui kata-kata 'bangkrut efektif' dan 'ketipu optimal'. Ia mengatakan sudah hafal Bagaimana cara mengalami kedua hal itu.
Latar belakang wirausahanya yang ditopang konsep kebeningan hati itulah yang memberi nilai plus dan mewarnai corak dakwahnya yang berwarna luas namun praktis. Teknik komunikasi, rival skill, dan kedekatannya dengan persoalan masyarakat segala kalangan membuat gaya dakwahnya berbeda, membangkitkan semangat memperbaiki diri, dan mengembangkan potensi untuk berprestasi. Dengan hati memiliki daun yang lebar sudah mampu menepis perbedaan ras kelompok dan agama.

Posting Komentar

0 Komentar