Berita Terbaru

header ads

Kepala BMKG Ajak Pemangku Kepentingan dan Masyarakat Tes Jalur Evakuasi Tsunami Di Blitar

Kepala BMKG dan Stakeholder penanggulangan bencana. (istimewa)


Blitar 9 Juni 2021. Baru-baru ini, Kepala BMKG Dwikorita melakukan susur jalur evakuasi tsunami di Pantai Tambakrejo, Blitar, Jawa Timur. Dalam kegiatan itu, ia mengajak berbagai pemangku kepentingan seperti unsur pemerintah daerah, otoritas penanggulangan bencana, masyarakat dan lainnya untuk menilik secara langsung jalur evakuasi.
"Kami di sini memberikan pedoman panduan skenario terburuk yaitu apabila terjadi gempa berdasarkan kajian ilmiah paling buruk," kata Dwikorita usai melakukan susur jalur evakuasi tsunami Tambakrejo.

Kepala BMKG mengatakan terdapat potensi gempa bumi di sekitar Tambakrejo, Blitar, dengan magnitudo 8,6 dan tsunami setinggi 18 meter. Potensi tersebut didapatkan dari kajian BMKG. Lewat hasil kajian itu, digunakan sebagai acuan untuk menerapkan mitigasi skenario terburuk dari dampak bencana yang ditimbulkan.

Menurut dia, apabila mitigasi atas skenario terburuk itu dapat diterapkan maka ketika masyarakat menghadapi bencana yang levelnya di bawah itu maka akan lebih siap lagi karena cenderung lebih ringan.

"Kemungkinan terburuk tsunami terjadi 18 meter di Pantai Tambakrejo Blitar ini. Kita lacak menelusuri jalur evakuasi. Kepala BPBD, camat, Kapolres, Polair, TNI dan semuanya sudah menyiapkan antisipasi kemungkinan-kemungkinan tersebut, sudah siapkan jalurnya dan siapkan prosedur evakuasi setiap 10 rumah, yang jalan kaki, naik motor, cara tercepat mencapai selamat," kata dia.

Di tempat yang sama, Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Achmad Cholik, mengatakan pihaknya menyiapkan sistem mitigasi bencana di Pantai Tambakrejo, Blitar, dengan mengadopsi sistem klaster Dasawisma yang biasa diterapkan Posyandu dan PKK.

"Dasawisma ini disusun untuk anggota 10 rumah. Ini bagaimana yang kita susun misalnya setiap 10 rumah ada mobil siaga yang ketika terjadi bencana maka setiap 10 rumah itu mobil dapat mengangkut orang tua, ibu hamil dan anak-anak," kata dia.

"Ini akan membuat evakuasi dilakukan secepat mungkin, yang jalan kaki akan kita arahkan ke pesanggrahan. Langkah percepatan evakuasi yang biasa dilakukan kalangan ibu-ibu ini harus kita perhatikan. Kita tidak bisa melupakan desa darurat ini justru ibu-ibu yang paling tangguh. Kita manfaatkan dasawismanya ini untuk mengorganisir anggota keluarganya," kata dia.

Posting Komentar

0 Komentar